Rabu, 23 Maret 2011

Perkenalan

MTs UMMUL QURO, MADRASAH YANG MENDAMPINGI
KAUM MUSTAD’AFIN


PENDAHULUAN



Suatu siang hari seorang lelaki berpakaian seragam Hansip, kiranya seorang PNS sedang kebingungan, ada sesuatu yang akan ditanyakan sehingga dia datang ke komplek Masjid Sultan Agung Babadab Baru yang merupakan komplek madrasah mulai dari TK, MI dan MTs dibawah naungan Yayasan Sultan Agung. Suatu kebetulan juga Ibu Kepala Madrasah yang sedang ada di depan halaman madrasah menyapa dan menanyakan apakah perlu bantuan. Kiranya Bapak berseragam Hansip tadi berangkat dari Purworejo waktu subuh datang ke Yogya akan mengecek (nanjihke) tentang keberadaan sekolah MTs Ummul Quro Sultan Agung yang katanya peduli untuk mengentaskan anak-anak bangsa atas program pemerintah “Wajib Belajar 9 Tahun”. Pembantu rumah tangga Bapak tadi pernah minta pamit untuk tidak masuk kerja dulu selama 2 hari karena akan menengok anaknya yang pada tahun pelajaran baru (Juli) dijemput oleh guru / pengasuh Pondok Pesantren Sultan Agung untuk dididik di MTs Ummul Quro Sultan Agung.
Bapak tadi kemudian diantar oleh Ibu Kepala Madrsah menemui anak asuhnya yang sudah menjadi siswa MTs Ummul Quro sekaligus telah menjadi santri Pondok Pesantren Sultan Agung. Ibu Kepala Madrasah yang masih mendampingi tamunya sempat mendengar dialog bapak asuh dengan anak asuhnya tadi. Bapak asuh bertanya kepada siswa MTs Ummul Quro dengan penuh perhatian dan seakan minta keyakinan. Kutipan dialog tadi antara lain : ”Piye le, maeme.” yang dijawab oleh siswa baru tadi : “Enak, kok..” Bapak tadi melanjutkan bertanya : “Opo kowe wis krasan neng kene.” Yang dijawab : “Sampun. ” Bapak tadi terlihat lega sudah bertemu dan mendengar jawaban dari anak asuhnya.



Sepenggal kisah di atas betul-betul terjadi pada awal Tahun Pelajaran 2008/2009 di madrasah ini. Bapak asuh tadi yang datang dari jauh berbekal kesangsian dan kekhawatiran tentang nasib anak asuhnya, karena perhatian yang begitu besar maka beliau berusaha melacak ke MTs Ummul Quro Sultan Agung. Mendapatkan keadaan yang sesungguhnya pada anak asuhnya beliau sangat respek sekali dengan komitmen yang telah diambil oleh MTs.
Di jaman saat ini dimana banyak sekolah / madrasah seakan bersaing untuk memungut biaya pendidikan yang tinggi yang katanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perangkat MTs Ummul Quro dalam rangka ikut andil mencerdaskan anak bangsa dan mendukung program pemerintah “Wajib Belajar 9 Tahun” berani menantang arus dengan jemput bola menjemput para bunga-bunga bangsa yang tidak mampu mengenyam pendidikan; karena keterbatasan biaya, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dengan tidak memungut bayaran dan malah menyantuni siswa yang lemah (mustad’afin) dan sebagian besar (45,9%) berminat tinggal di Pondok Pesantren.
Langkah yang ditempuh oleh madrasah ini memang suatu semangat baja dari para guru dan pengasuh pondok yang telah diperjuangkan selama 13 tahun agar MTs Ummul Quro tetap eksis dan mampu bersaing di dunia kependidikan. Usaha yang keras ini sedikit demi sedikit telah membuahkan hasil, dimana minat masyarakat untuk menyekolahkan di MTs Ummul Quro pada tahun pelajaran ini naik 125% dan melebihi daya tampung dari target madrasah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar